Sabtu, 10 Januari 2009


erusalem – Infopalestina: Media-media Israel hari-hari ini dihiasi dengan judul-judul yang berkaitan dengan perkataan Kepala Dinas Intelijen Dalam Negeri Israel “Shabak”, Yuval Diskin, yang menyatakan tentang keberadaan roket-roket di tangan gerakan Hamas yang mampu menjangkau pinggiran kota Beer Sheba, yang berjarak 40 kilometer dari Jalur Gaza.

Harian Israel Yedeot Aharonot mengatakan bahwa satu dari 8 orang Israel, yakni 800 ribu orang Israel berada dalam jangkauan roket al Qassam. Harian Israel yang memiliki peredaran luas ini memuar daftar kota-kota dan daerah-daerah yang berada dalam jangkauan roket Palestina, berdasarkan pernyataan Diskin. Diskin mengatakan, “Sayap militer gerakan Hamas memanfaatkan setengah tahun terakhir (saat berlangsung gencatan senjata) dan memperbaiki kemampuannya menembakkan roket jarak jauh dan menengah.”

Berdasarkan jarak jangkau yang disebutkan Diskin, maka fasilitas strategis Israel masih tetap dalam jangkauan roket-roket al Qassam. Seperti pusat penelitian nuklir di nahal Shuraik dan pangkalan angkatan udara Israel di Hatsur.

Diskin mengatakan tentang perlawanan Palestina di Jalur Gaza, “Mereka semua siap untuk konfrontasi militer. Mereka memiliki kemampuan roket yang menjangkau sampai Keryat Gate dan Esdod, bahkan sampai pinggiran Beer Sheba.”

Diskin menambahkan, “Tidak ada keputusan pada Hamas untuk menggunakan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk membalas. Kami memperkirakan mereka akan memutuskan memanfaatkan tingkat kesiapan mereka yang tinggi saja pada saat kondisi sudah terakumulasi yang memberinya alasan untuk melakukan serangan balasan lebih meluas. Kami memprediksi bila kita lancarkan serangan ke cadangan amunisi penting mereka, maka mereka akan membalas dengan melancarkan serangan roket jarak jauh.”

Diskin mengatakan, “Pimpinan politik Hamas khawatir serangan balasan militer Israel, terutama mereka khawatir kehilangan sesuatu yang sangat berharga,” yakti para pemimpin gerakan Hamas yang mendapatkan ancaman operasi pembunuhan oleh pihak Israel.

Petinggi intelijen Israel ini menambahkan, Hamas mengizinkan faksi-faksi perlawanan Palestina lain di Jalur Gaza untuk melancarkan serangan roketnya ke target-target Zionis Israel. Dan Hamas sendiri akan melanjutkan serangan roketnya ke Israel. Pada Kamis (18/12) malam, geraka Hamas telah mengumumkan berakhirnya masa gencatan senjata yang sudah berlangsung selama 6 bulan. Menurut Diskin, Hamas mau melanjutkan gencatan dengan dilakukan perubahan syarat-syaratnya.

Diskin melihat bahwa Hamas berkepentingan pada kelanjutan gencatan senjata. Namun Hamas ingin memperbaiki syarat-syaratnya. “Dia ingin kami membebaskan blockade, menghentikan serangan-serangan, memperluas gencatan senjata hingga mencakup Tepi Barat,” ungkap Diskin.

Diskin mengisyaratkan tidak ada mediator yang memiliki pengaruh anara pihak Israel dan pihak Palestina di Jalur Gaza. “Orang-orang Mesir duduk di pagar perbatasan dan di sana telah kehilangan kepercayaan antara mereka dengan Hamas. Meski demikian tidak seyogianya meremehkan mediator Mesir. Sebab pada saat Hamas menghadapi situasi yang membuatnya membutuhkan mediator Mesir maka orang-orang Mesir akan kembali menjadi pemain,” jelasnya. Petinggi intelijen Israel ini menambahkan, “Di sana ada pihak-pihak internasional lain yang berupaya memediatori demi kembalinya gencatan senjata seperti semula.”

Sebuah laporan yang dilansir harian Israel Ha’aretz menegaskan bahwa menyusul pengumuman berakhirnya gencatan senjata maka terjadi kepanikan di permukiman Yahudi Sedirot. Nampak di jalan-jalan permukiman sepi dari lalu lalang orang dan kendaraan. Kafe-kafe menutup pintu-pintu mereka. Sejumlah besar penduduk berinisiatif meninggalkan kota Sedirot.

Laporan ini mengutip dari salah seorang warga Israel yang mengatakan dia lari meninggalkan Sedirot ke utara. Dia bersama istri dan keempat anaknya terpaksa melakukan itu karena takut kondisi di kota Sedirot. Dia menambahkan tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi bahaya. Dia bertekad akan tetap tinggal di utara selama kondisi di Siderot masih seperti itu.

Seorang warga Israel lainnya yang dikutip Ha’aretz mengatakan dirinya jauh lebih percaya pada gerakan Hamas dari pemerintah Israel yang disebutnya takut masuk ke Jalur Gaza, sementara penduduk yang membayar harganya

0 komentar: